1985: Klub Inggris Dilarang dari Kompetisi Eropa Setelah Tragedi Heysel
Pengenalan Larangan
Asosiasi Sepak Bola (FA) telah memberlakukan larangan pada klub sepak bola Inggris untuk berpartisipasi dalam kompetisi Eropa menyusul peristiwa tragis di Stadion Heysel, di mana 39 orang kehilangan nyawa mereka. Keputusan ini muncul setelah kerusuhan hebat yang terjadi tepat sebelum final Piala Eropa antara Liverpool dan Juventus pada 29 Mei 1985.
Dukungan Perdana Menteri
Perdana Menteri Margaret Thatcher mendukung larangan tersebut, yang diumumkan oleh pejabat FA di luar Nomor 10 Downing Street. Dia menekankan perlunya langkah-langkah yang lebih ketat terhadap hooliganisme sepak bola, dengan menyatakan, “Kita harus membersihkan permainan dari hooliganisme ini di rumah dan kemudian mungkin kita akan bisa pergi ke luar negeri lagi.”
Tragedi di Stadion Heysel
Pada malam pertandingan, sebuah tembok runtuh di Stadion Heysel di Brussels, menyebabkan 39 orang tewas dan menyebabkan lebih dari 400 orang terluka. Keruntuhan terjadi setelah penggemar Liverpool menyerbu ke arah pendukung Juventus, memicu serangkaian bentrokan kekerasan. Terlepas dari peristiwa tragis, final Piala Eropa berlanjut, dengan Juventus mengklaim kemenangan 1-0.
Dampak pada Klub Inggris
Larangan itu, yang akan memengaruhi beberapa klub terkemuka termasuk Everton, Manchester United, Liverpool, Norwich City, Tottenham Hotspur, dan Southampton, diputuskan setelah Ketua FA Bert Millichip dan Sekretaris Ted Croker kembali dari Meksiko. Klub-klub ini semua https://www.guineueta.com/ dijadwalkan untuk bersaing di kompetisi besar Eropa pada musim berikutnya. Croker menyatakan, “Sekarang terserah sepak bola Inggris untuk menertibkan rumahnya.”
Kemungkinan Tindakan UEFA dan Tanggapan Segera FA
Millichip mengakui bahwa UEFA kemungkinan akan memberlakukan larangan pada klub-klub Inggris, tetapi menekankan bahwa keputusan cepat FA diperlukan. Dia menggambarkan langkah itu sebagai salah satu keputusan tersulit yang pernah dia buat.
Penentangan terhadap Larangan
Pemimpin Partai Buruh dari Oposisi, Neil Kinnock, mengkritik keputusan itu, mengklaim bahwa larangan itu hanya akan menguntungkan mereka yang bertanggung jawab atas “kerusuhan pembunuhan” di Belgia. Liga Sepak Bola, yang tidak dikonsultasikan tentang masalah ini, juga menyuarakan penentangan terhadap larangan tersebut.
Tanggapan Belgia
Selain larangan FA, pemerintah Belgia telah memberlakukan pembatasan pada semua klub Inggris, melarang mereka memasuki negara itu sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Pengunduran diri Liverpool dari Kompetisi
Liverpool, yang sebagian besar disalahkan atas kekerasan tersebut, telah membuat keputusan untuk mundur dari kompetisi Piala UEFA musim berikutnya sebelum pengumuman FA.
Insiden di Stadion Heysel
Insiden tragis itu terjadi tepat sebelum final Piala Eropa ketika pendukung Liverpool menyerbu ke arah penggemar Juventus. Hal ini menyebabkan tembok pemisah runtuh, menyebabkan kematian 39 orang, yang sebagian besar adalah orang Italia. Pertandingan itu sendiri berlangsung, dengan Juventus mengamankan kemenangan 1-0.
Akhir Larangan dan Kemajuan Keamanan Stadion
Larangan klub Inggris dicabut pada tahun 1990, dan kemajuan signifikan telah dibuat sejak itu dalam menghilangkan kekerasan di stadion sepak bola. Langkah-langkah keamanan seperti TV sirkuit tertutup, tempat duduk wajib, pemisahan kipas, dan pelarangan alkohol semuanya telah berkontribusi pada penurunan insiden kekerasan. Baru-baru ini, gangguan terbatas di luar stadion, seperti kerusuhan yang melibatkan penggemar Inggris selama Piala Dunia 1998 di Prancis. Namun, pendukung Inggris berperilaku baik di Piala Dunia 2002 di Korea Selatan dan Jepang, serta di Euro 2004 di Portugal.